Indeks Kesiapan Perguruan Tinggi dalam Mengimplementasikan Smart Campus
DOI:
https://doi.org/10.25126/jtiik.201963986Kata Kunci:
smart campus, cyber campus, implementasi TIK, indeks TIK, indeks kesiapanAbstrak
Keberhasilan perguruan tinggi memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau sering dikenal dengan istilah smart campus sebagai upaya kompetitif dan bernilai saing pada hakekatnya terletak pada sejumlah indicator seperti technoware, infoware, orgaware dan humanware. Upaya pencapaaian tujuan penggunaan smart campus tersebut dibutuhkan skema perencanaan yang matang dan need analysis yang menyeluruh. Banyak perguruan tinggi yang gagal mengimplementasikn smart campus disebabkan beberapa hal, seperti perencanaan yang tidak baik, tenaga ahli yang tidak siap, sarana prasarana yang kurang memadai, biaya awal pengembangan yang tidak tersedia dan kebijakan yang tidak konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesiapan perguruan tinggi dalam mengimplemetasikan smart campus. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pengembangan cyber campus pada komponen ICT Use yang mencakup dimensi kebutuhan dan keselarasan serta dimensi proses dan tata kelola baru memasuki tahap kurang siap. Komponen ICT Readiness yang mencakup dimensi sumber daya teknologi pada kategori hampir berhasil. Komponen ICT Capability yang mencakup dimensi komunitas memasuki kategori belum berhasil. Komponen ICT impact sudah memasuki kategori hampir berhasil. Secara keseluruhan komponen pengembangan cyber campus dikategorikan hampir berhasil
Abstract
The triumph of higher education in utilizing ICT or commonly termed as smart campus as a competitive strategy depends on some indicator like technoware, infoware, orgaware and human ware. To achieve such goal is not an easy task, it needs to have a good planning and a holistic needs analysis. Many educational institutions fail to implement smart campus due to some factors for instance bad planning, unready human resources, unsporting infrastructure, lack of fund and inconsistent policy. The research aims at revealing readiness index of higher education in utilizing ICT. The research uses descriptive quantitative approach research that describes an object as it is with research stages including presurvey, leterature studies, questionnaires, data analysis and empirical findings. Data were obtained by using a research questionnaire. The finding reveals that developing cyber campus in the component ICT Use which covers need, harmony, and process dimensions and governance is categorized less-ready. Component of ICT Readiness which covers dimension of technology resources is categorized as successful, meanwhile component of ICT capability of community dimension is not successful yet. Component of ICT impact comes to category near to successful. As a whole, the components of developing cyber campus are in the success category.
Downloads
Referensi
BERTHO MOLLY, ANDEKA ROCKY TANAAMAH, M. N. N. S., 2017. Analisis Kerja Sistem Informasi dan Teknologi Informasi untuk Menunjang Kinerja Karyawan Menggunakan Framework IT Balanced Scorecard ( Studi Kasus Pada Wi-Fi Universitas Kristen Satya Wacana ). Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), 4(4), 318–332. http://doi.org/10.25126/jtiik.201744499
CHOO, K.-K. R., 2011. The cyber threat landscape: Challenges and future research directions. Computers & Security, 30(8), 719–731. http://doi.org/10.1016/j.cose.2011.08.004
HAN, I., & HAN, S., 2014. Adoption of the Mobile Campus in a Cyber Mobile Campus Innovation in a Cyber University. The International Review of Research in Open and Distance Learning, 15(6), 237–256.
INDRAJIT, R. E., 2011. Profil dan Panduan Pelaksanaan Program ICT Pura. Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo), Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Detiknas), Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII), dan Asosiasi Perguruan Tinggi dan Informatika Se-Indonesia (APTIKOM) (September), 1–107.
JUNG, I., & RHA, I., 2000. A Virtual University Trial Project : Its Impact On Higher Education in South Korea. Innovations in Education & Training International, 3297(November), 31–41. http://doi.org/10.1080/1470329001002745
LEE, E., 2015. The Past, Present and Future of Cyber-Physical Systems: A Focus on Models. Sensors, 15(3), 4837–4869. http://doi.org/10.3390/s150304837
MUFTIKHALI, Q. E., & SUSANTO, T. D., 2017. Kumpulan Model Maturity E-Government : Sebuah Ulasan, Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) 4(4), 311–317. http://doi.org/10.25126/jtiik.201744367
SUPRATMAN., 2014. Islamic Cyber Campus (ICYCA) dan Pengukurannya Menggunakan Paradigma ICT Pura (Sebuah Model Pengembangan ICT di Pengajian Tinggi). (ACER-N Team 2014, Ed.) Prosiding Kolokium Antarabangsa Siswazah Pengajian Islam 2014. Kuala Lumpur Malaysia: Universiti Kebangsaan Malaysia.
WEITZEL, D., BOCKELMAN, B., FRASER, D., & PORDES, R., 2011. Enabling Campus Grids with Open Science Grid Technology. International Conference on Computing in High Energy and Nuclear Physics. 062025. http://doi.org/10.1088/1742-6596/331/6/062025
LEE ABBOT, MARTIN AND MCKINNEY, JENNIFER., 2013. Understanding and Applying Research Design. Hoboken New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.
SAEFUDDIN, AM, 2010. Islamisasi Sain dan Kampus. Jakarta: PT. PPA Consultants, Jakarta.
SUGIONO., 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixing Methods). Bandung: Alfabeta.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Artikel ini berlisensi Creative Common Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0)
Penulis yang menerbitkan di jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Common Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0) yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).