Pengembangan Alat Bantu Komunikasi Penderita Pascastroke Menggunakan Flex Sensor dan Accelerometer
DOI:
https://doi.org/10.25126/jtiik.2019621264Abstrak
Pada tahun 2013, prevelansi penderita stroke di Indonesia sebesar 12,1 % serta merupakan penyebab kematian kedua dan penyebab disabilitas ketiga di dunia. Di Indonesia, angka kontribusi proporsional disability-adjusted life-years (DALYs) dari stroke sekitar 9,7 % dan merupakan penyebab disabilitas nomor satu. Penderita yang mengalami disabilitas akan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, terutama berkomunikasi. Oleh karena itu perlu dikembangkan alat bantu komunikasi yang dapat membantu penderita pascastroke berkomunikasi sehari-hari dengan memanfaatkan gerakan telapak tangan. Pada penelitian ini digunakan empat buah flex sensor yang diletakkan pada jari telunjuk, tengah, manis, dan kelingking serta satu sensor 3-axis gyroscope MPU6050. Alat bantu komunikasi untuk penderita pascastroke ini telah berfungsi untuk mendeteksi tujuh gerakan dasar, yaitu: “Ya”, “Tidak”, “Saya mau pergi kesana”, “Jam berapa sekarang?”, “Saya mau makan”, “Saya mau minum”, dan “Halo!”. Ketujuh kata atau kalimat tersebut juga ditampilkan di sebuah display. Pendeteksian ketujuh gerakan ini diperoleh dari tekukan empat jari yang dideteksi menggunakan flex sensor dan posisi tangan di arah 3 sumbu (x, y, dan z) menggunakan gyroscope yang diletakkan pada sebuah sarung tangan. Alat ini diharapkan dapat menjadi awal dalam pengembangan alat bantu komunikasi untuk penderita.
Abstract
In 2013, prevalence of stroke in Indonesia is 12.1% and the second leading cause of deaths and the third most common cause of disability in the world. In Indonesia, disability-adjusted life-years (DALYs) proportional contribution of stroke is around 9.7% and the first leading cause of disability. Patients with disabilities will have difficulty for performing daily life activities, especially communicating with other people. Therefore, it is necessary to develop communication assistive device that can help post-stroke patients to communicate using their palm. Four flex sensors mounted on the index, middle, ring, and pinky fingers; and one 3-axis gyroscope MPU6050 sensor. This communication asisstive device has fully function to detect seven basic movement for daily life communication, that is: "Yes", "No", "I want to go there", "What time is it?", "I want to eat", "I want to drink" and "Hello!". The seven words / sentences also appear on the viewer screen. The detection of these seven motions is obtained from the four flex sensors and the position of the hand in the 3-axes (x, y, and z) direction from gyroscope that is placed on a glove. This research is a preliminary research in the area of assistive device technology for post-stroke patients.
Unduhan
Referensi
DAS, A., YADAV, L., SINGHAL, M., SACHAN, R., GOYAL, H., TAPARIA, K.,
GULATI, R., SINGH, A., and TRIVED G., 2016. Smart glove for Sign
Language communications. 2016 International Conference on
Accessibility to Digital World (ICADW), pp.27-31. Guwahati.
DUTTA, A., KOBETIC, R., and TRIOLO, R., 2011. Walking after partial
paralysis assisted with EMG-triggered or switch-triggered
functional electrical stimulation - Two case studies. 2011 IEEE
International Conference on Rehabilitation Robotics, pp.1-6.
Zurich.
FEIGIN, V.L., NORRVING, B., MENSAH., G.A., 2017. Global Burden of
Stroke. Circulation Research. 120(3), pp.439-448. Hagerstown.
MAMUN, A.A., POLASH, M.D.S.J.K., and ALAMGIR, F.M., 2017. Flex Sensor
Based Hand Glove for Deaf and Mute People. International
Journal of Computer Networks and Communications Security,
(2), pp.38-48. Dubai.
SATHISH, S., NITHYAKALYANI, K, VINURAJKUMAR,S.,VIJAYALAKSHMI, C., &
SIVARAMAN, J., 2016. Control of Robotic Wheel Chair using EMG
Signals for Paralysed Persons. Indian Journal of Science and
Technology, 9(1), pp.1-3. Chennnai.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi

Artikel ini berlisensi Creative Common Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0)
Penulis yang menerbitkan di jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Common Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0) yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).