Ekstrasi Data Citra Koordinat Bumi Pada Peta Digital Pesebaran Ikan
Kata Kunci:
PPDPI, image processing, latitude, longitudeAbstrak
Dalam teknologi penangkapan ikan yang berkembang saat ini masih menggunakan teknologi fishfinder yang berbasis akustik, selain mahal tidak semua ikan terdeteksi alat ini. Padahal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) saat ini telah menyediakan peta digital daerah persebaran ikan. Peta tersebut kita kenal dengan Peta Perkiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI). Untuk mengatasi permasalahan tersebut, sudah mulai dikembangkan teknologi yang lebih baik, yang dinamakan Portable Virtual Assistant untuk nelayan. Penelitian ini menfokuskan pada cara memperoleh data latitude dan longitude area berkumpulnya ikan yang berasal dari peta PPDPI. Terlebih dahulu gambar peta digital tersebut diolah dengan cara menentukan area fokus gambar peta yang akan diolah pada tahap berikutnya dengan menggunakan image processing. Area fokus gambar peta tersebut dirubah dari gambar berwarna menjadi hitam-putih. Dengan hitam-putih, gambar lebih mudah diolah lagi untuk ditemukan titik koordinat piksel gambar. Titik koordinat piksel tersebut dirubah ke latitude dan longitude dengan cara menggunakan rumus perbandingan latitude dan longitude peta dunia. Hasil penelitian ini mampu memberikan keakurasian hingga 1.791838% untuk latitude dan 1.11416% untuk longitude.
Abstract
Existing fishing technology still uses the acoustic-based fishfinder, besides expensive, itdoes not detect all types of fish. Whereas, Ministry of Marine Affairs and Fisheries Republic of Indonesia has provided digital map of fish distribution. The digital map is known as Peta Perkiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI). To tackle the problem, a better technolgy has just been developed , namely Portable Virtual Assistant for sailor. This study focuses on how to get latitude and longitude of fish group sourcing from the PPDPI map. Firstly the digital map is processed to determine the focus area of map image processed on the next steps by image processing. The focus area of map image is changed from color image to black and white image. By black and white image, it is easier to be processed again to be found coordinate-piksel of image. The coordinate-piksel was converted to latitude and longitude by comparing formula latitude and longitude of world map. The result is able to give accuracy up to 1.791838% for latitude and 1.11416% for longitude.
Downloads
Referensi
ARFIANTO, A. Z., & AFFANDI, A., 2010. Rancang Bangun Layanan Website Interaktif Pada Sistem Komunikasi Vessel Messaging System (VMeS). Bachelor Thesis, Surabaya Institute of Technology, Surabaya, Indonesia.
HANDOKO, C. R., ARFIANTO, A. Z., & HASIN, M. K., 2017. Perangkat Informasi Kecepatan Angin Berbasis Motor DC dan Jaringan Internet of Things. Seminar MASTER PPNS (Vol. 2, No. 1, pp. 63-66).
KULIKOVA M. S., 2009. Shape Recognition for Image Scene Analysis. Submittedfor the degree of Doctor of Philosophy,Université de Nice – Sophia-Antipolis.
LYON, RICHARD F., 2016. A Brief History of Piksel. IS&T/SPIE Symposium onElectronic Imaging.
WOJNAR, L., &KURZYDLOWSKI K.L., et al., 2000. Practical Guide to Image Analysis.ASM International.
NIXON M. S., &AGUARDO A. S., 2008. Feature Extraction and ImageProcessing. Academic Press. p. 8.
SONKA M., HLAVAC, V., &BOYLE, R., 2008. Image Processing, Analysis, and Machine Vision. Thompson.
ABBADI, N. E., &AL SAADI, L., 2013. Automatic Detection and RecognizeDifferent Shape in an Image. International Journal of Computer Science.
GONZALEZ, R. C., & WOODS, R. E., 2008. Digital Image Processing.Prentice Hall. pp. 1-3.
TORGE, W., 2001. Geodesy (3rd ed). De Gruyter.Operation on Array. <http://docs.opencv.org.> [Diakses 10 Juni 2017]
BPOL, 2015. Peta PDPI Pulau Kalimantan. http://bpol.litbang.kkp.go.id/data-dan-informasi/peta-pdpi/peta-pdpi-pulau-kalimantan [Diakses 7 Juli 2018]
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Artikel ini berlisensi Creative Common Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0)
Penulis yang menerbitkan di jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Common Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0) yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).